Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengikuti Arus Cinta: Pencarian Cinta Sejati

6 Maret 2024   05:15 Diperbarui: 6 Maret 2024   05:18 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengikuti Arus Cinta: Puisi tentang Pencarian Cinta Sejati

Di samudra cinta yang luas dan tak terkira,
Aku terombang-ambing, mengikuti arus yang tak kuasa dikira.
Mencari dermaga cinta yang abadi,
Tempat hatiku berlabuh dengan tenang dan damai.

Kadang aku terdampar di pantai yang indah,
Menemukan cinta yang sekilas dan fana.
Namun ombak takdir kembali menarikku ke laut lepas,
Mencari cinta sejati yang tak pernah pudar dan rapuh.

Aku telah melewati badai dan gelombang cinta,
Menelan pil pahit dan merasakan luka yang tak terkira.
Namun aku tak pernah menyerah dan putus asa,
Karena aku yakin cinta sejati itu nyata.

Di suatu hari nanti, aku yakin akan menemukannya,
Dermaga cinta yang kokoh dan tak tergoyahkan.
Tempat aku dapat berlabuh dengan tenang dan bahagia,
Bersama cinta sejati yang takkan pernah terlupakan.

Hingga ujung usia di roda waktu yang terus berputar,
Aku akan terus mengikuti arus cinta yang tak terukur.
Mencari dermaga cinta yang abadi,
Tempat hatiku menemukan kebahagiaan yang tak terperi.

Mengikuti arus cinta, aku bertanya,
Kemana aku harus berlabuh di lautan yang luas?
Hingga ujung usia pada roda waktu yang terus berputar,
Di dermaga yang sama, kita bertemu kembali.

Arus cinta membawa kita melintasi samudra,
Melalui gelombang yang naik dan turun.
Tetapi di hati yang setia, kita menemukan rumah,
Di pelabuhan yang sama, cinta kita terpatri.

Mungkin perjalanan akan penuh dengan liku-liku,
Tetapi cinta kita adalah kompas yang menuntun.
Hingga akhir nanti di ujung usia,
Di dermaga yang sama, kita akan bersatu kembali.

Jadi biarkanlah arus cinta membawa kita,
Melalui petualangan yang penuh warna.
Hingga kita bertemu lagi di dermaga yang sama,
Dan cinta kita menyatukan kita, selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun