Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Misteri: Di Pusara Senja Bapak

4 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 4 Maret 2024   07:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Misteri di Pusara Senja Bapak

Di pusara senja Bapak, angin merintih pilu,
Membawa aroma tanah basah dan kenangan yang kelam.
Bunga tabur layu, terbuai angin sepoi-sepoi,
Menemani kepergian Bapak yang tak terperi.

Langit jingga memerah, bagai luka di hati,
Menyimpan misteri di balik kepergian Bapak yang tiba-tiba.
Pertanyaan tanpa jawaban menghantui jiwa,
Membuat air mata tak henti menetes di pipi yang basah.

Di pusara ini, doa dipanjatkan dengan khusyuk,
Semoga Bapak tenang di alam sana, damai dan bahagia.
Misteri kematian takkan pernah terungkap,
Namun cinta dan kasih sayang Bapak abadi selamanya.

Suara burung berkicau merdu, bagai nyanyian pilu,
Menemani kesunyian di pusara Bapak yang tercinta.
Kenangan indah bersama Bapak akan selalu diingat,
Menjadi kekuatan untuk melangkah maju di tengah badai yang menerjang.

Di pusara senja yang sunyi,
Bapak beristirahat dalam ketenangan abadi.
Misteri merayap di antara bayang-bayang,
Menyentuh hati yang terpaut oleh kehilangan.

Di senja yang memudar, aku merenung,
Tentang misteri kehidupan dan takdir yang terpahat.
Bapak, apakah kau menyaksikan dari sana,
Ketika senja merangkai cerita tentang kita?

Bunga-bunga yang layu di pusaramu,
Menyampaikan pesan akan perjalanan yang telah kita tempuh.
Dalam misteri yang mengelilingi kematian,
Kita mencari jawaban akan arti hidup dan keabadian.

Senja mengingatkan akan perpisahan yang datang,
Namun juga menghadirkan harapan akan pertemuan yang abadi.
Di antara bayang-bayang yang menyelimuti,
Kita merajut kembali kenangan indah bersama.

Di pusara senja Bapak, misteri bersemi,
Tetapi juga kebijaksanaan dan pengharapan.
Dalam cahaya yang memudar, kita menemukan,
Kedamaian dan ketenangan, serta kekuatan untuk melanjutkan.
Di pusara senja Bapak, misteri kehidupan terkuak,
Bahwa hidup ini fana dan kematian adalah kenyataan.
Namun cinta dan kasih sayang takkan pernah sirna,
Akan selalu hidup di hati dan jiwa selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun