Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu: Bila Suatu Saat Nanti

2 Maret 2024   00:29 Diperbarui: 2 Maret 2024   00:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila Suatu Saat Nanti

Bila suatu saat nanti, kita tak lagi bersama,
Dulu pernah ada, janganlah bersedih cinta.
Rindu memang punya bahasanya sendiri,
Pun cemburu punya syairnya sendiri.

Kadang aku tak mengerti, alurnya jalinan ini,
Kadang merasa tak berarti, di sudut pandangmu ini.

Prasangka bukanlah titah, tak perlu patuh membabi buta,
Prasangka bukanlah hukum, tak perlu tunduk tanpa bicara.

Mari jalin komunikasi, ungkapkan isi hati,
Agar tak ada dusta, yang membuat cinta ini sepi.

Saling percaya dan jujur, itulah kuncinya,
Agar cinta kita langgeng, tak mudah terombang-ambingnya.

Bila suatu saat nanti, ketika kenangan datang bersua,
Jangan menangis, oh cinta, biarkan ia berlalu.

Rindu memiliki ayatnya sendiri, cemburu pun memiliki baitnya,
Kadang aku tak mengerti, kadang aku merasa tak berarti.

Prasangka bukanlah titah, yang harus ditaati tanpa ragu,
Praduga bukanlah undang-undang, yang harus ditaati tanpa alasan yang jelas.

Biarkanlah cinta dan kehidupan mengalir,
Dalam setiap kebingungan, kita temukan kebijaksanaan dan kebenaran yang sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun