Dekat Tapi Tersingkirkan
Dekat tapi tak dirasa,
Bersama tapi tak dihiraukan.
Seperti bayangan yang selalu mengikuti,
Namun tak pernah dilihati.
Terasa dekat, bagaikan nafas,
Namun tak dipedulikan, bagaikan debu di atas alas.
Terdengar jelas, bagaikan bisikan,
Namun tak didengarkan, bagaikan angin yang bertiup kencang.
Hati yang terluka,
Tersembunyi di balik tawa yang dipaksakan.
Perasaan yang terabaikan,
Tersingkirkan oleh ego dan kesombongan.
Dekat tapi tak tersentuh,
Ingin diungkapkan tapi tak berani berucap.
Terjebak dalam dilema,
Antara rasa cinta dan rasa kecewa.
Hingga pada akhirnya,
Terluka menjadi kebiasaan,
Dan terabaikan menjadi kenyataan.
Dekat tapi tersingkirkan,
Sebuah kisah pilu yang tak terlupakan.
Sebuah luka yang terukir di dalam kalbu,
Sebagai pengingat bahwa cinta tak selalu indah.
Di antara kita, terasa jarak yang tercipta,
Meski fisik berdekatan, namun hati terasing.
Seperti dua benua yang bertemu namun tak bersatu,
Kita terpisah dalam sunyi yang menggelayut.
Terkadang, kata-kata terhenti di bibir,
Dan pelukan terasa dingin meski dekat di sisi.
Kita terjebak dalam keheningan yang menyiksa,
Di antara relung hati yang terpisah.
Mungkin kita terlalu sibuk dengan dunia luar,
Hingga melupakan kehangatan di antara kita.
Namun dalam sunyi itu, masih ada harapan,
Untuk menjembatani jurang yang tercipta.
Jadilah sinar yang menerangi kegelapan,
Dan jembatan yang menghubungkan hati kita.
Meski terasingkan, namun kita bisa bersama,
Dalam ikatan yang kuat, di dalam cinta yang tulus.