Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengulang Doa yang Sama

22 Februari 2024   16:14 Diperbarui: 22 Februari 2024   16:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengulang Doa yang Sama

Di malam yang sunyi,
Hanya ditemani cahaya rembulan,
Aku duduk bersimpuh,
Memanjatkan doa yang sama.

Berulang kali bibirku berbisik,
Memohon petunjuk dan kekuatan,
Harapan yang terpendam,
Tertuang dalam setiap kata yang terucap.

Aku tak lelah mengulang doa yang sama,
Meskipun jawabannya belum datang,
Keyakinanku tak pernah pudar,
Bahwa suatu hari nanti,
Doaku akan dikabulkan.

Setiap kali aku berdoa,
Seolah ada secercah cahaya,
Yang menerangi hatiku yang kelam,
Memberiku semangat untuk terus melangkah.

Doa yang sama,
Mengandung seribu harapan,
Tentang cinta, kebahagiaan, dan ketenangan,
Tentang mimpi yang ingin kuraih.

Aku tak tahu kapan doaku akan terjawab,
Tapi aku yakin,
Bahwa Tuhan selalu mendengarkan,
Dan Dia akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Di setiap doa yang kuulang,
Ada secercah harapan yang kutanam,
Bahwa suatu hari nanti,
Kebahagiaan akan datang.

Mengulang doa yang sama, tiap detik yang berlalu,
Sebagai bentuk kerinduan dan kebutuhan yang tulus,
Doa yang terucap dari lubuk hati yang dalam,
Menuju Sang Pencipta yang Maha Mendengar.

Tiap kata yang terucap, membawa makna yang sama,
Kehendak untuk mendapatkan rahmat dan petunjuk-Nya,
Dalam setiap sujud dan setiap tegukan napas,
Doa kita terulang, menyatu dengan irama waktu.

Meski doa itu terdengar serupa,
Namun dalam setiap intonasi, terkandung rasa yang berbeda,
Rasa harap, rasa syukur, dan rasa pasrah,
Yang menyelimuti hati dalam kerinduan kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun