Debur ombak memecah sunyi,
Gemuruhnya berpadu denyut hati.
Biru laut tak henti memanggil,
Membawa rindu yang terus berlayar.
Pantai berpasir jejak langkahmu,
Dihapus ombak, kisah tak kunjung temu.
Burung camar menjerit pilu,
Menyanyikan lagu tentang cinta dan ragu.
Matahari senja menyapa sayu,
Membatasi cakrawala rinduku.
Di batas pandang, horizon mengadu,
Dengan bayangmu yang samar di situ.
Bintang malam mulai menghiasi,
Seakan berbisik rahasia mimpi.
Ku titipkan rindu pada angin malam,
Harapan terbang melintasi samudra luas nan kelam.
Akankah ombak membawamu kembali?
Akankah rindu ini berakhir bahagia?
Lautan menyimpan jawabannya,
Dalam detak gelombang yang tak pernah lelah.
Di lautan rindu yang tak berujung,
Aku terombang-ambing dalam kerinduan,
Ombaknya memukul pantai hatiku,
Menyisakan jejak lara yang tak terhapus.
Dalam gemuruhnya, aku merindukanmu,
Seperti burung yang terbang mencari pulang,
Dalam lautan rindu yang tak pernah surut,
Kau menjadi titik fokus dalam setiap doaku.
Di antara riak gelombang yang bergelora,
Aku mencari kehadiranmu yang hilang,
Dalam setiap tetesan air yang mengalir,
Aku mengukir namamu dalam doa yang khusyuk.
Namun, meski lautan rindu terasa dalam,
Aku percaya suatu saat kita kan bertemu,
Dan dalam pelukanmu, aku temukan kedamaian,
Sebagai akhir dari perjalanan panjang kerinduan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H