Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Debu

14 Februari 2024   10:10 Diperbarui: 14 Februari 2024   10:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: "Hanya Debu"

Kita ini debu, pada akhirnya kembali ke debu,
Hanya sesal, maaf, dan pengampunan, dari nyalah kita.
Pertobatan yang mendalam, terjadi di masa Pra-Paskah,
Di dalam kerendahan, kita temukan kebesaran Tuhan.

Hanya debu, rapuh dan lemah di tangan-Nya,
Namun dalam pengakuan akan dosa, kita ditempa kembali.
Membuka hati yang terkunci, menemukan cahaya yang mengilhami,
Di bawah bayang-bayang penyesalan, kita menemukan belas kasihan-Nya.

Biarlah kita menjadi debu yang bersyukur,
Kembali kepada Sang Pencipta dengan hati yang tulus.
Di dalam asap pertobatan, terbitlah sinar harapan yang baru,
Kita hanyalah debu, tetapi dalam debu, kita temukan cinta yang kekal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun