Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Mentari

13 Februari 2024   10:41 Diperbarui: 13 Februari 2024   10:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menunggu Mentari

Di ufuk timur yang masih gelap gulita,
Aku duduk, menunggu mentari datang.
Dalam diam yang penuh harap ini,
KuasaNya kuimpikan hadir dalam bayang.

Angin pagi membelai rambutku,
Sejuknya menyentuh hingga ke lubuk hati.
Dalam detik-detik yang teramat tenang,
Ku renungkan keindahan ciptaan-Nya.

Dalam jeda antara malam dan pagi,
Aku menanti, dengan sabar dan penuh keyakinan.
Karena di balik kegelapan yang menyelimuti,
Pasti akan datang cahaya yang memancar terang.

Mentari, lambang harapan dan kehidupan baru,
Aku menunggu kedatanganmu dengan setia.
Dalam doa dan harapan yang tak terbatas,
Ku renungkan keajaiban penciptaan-Mu yang agung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun