Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka yang Diam Seribu Bahasa

10 Februari 2024   14:55 Diperbarui: 10 Februari 2024   15:03 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luka yang Diam Seribu Bahasa

Luka batin, ibarat pisau bermata dua,
Menyiksa diri, merenggut jiwa.
Tersimpan rapi, tak terjamah kata,
Diam seribu bahasa, terukir di jiwa.

Menyembuhkan luka, bukan perkara mudah,
Membutuhkan waktu, dan ketulusan yang utuh.
Membalas dendam, hanya menambah luka,
Menyiram api amarah, yang tak kunjung padam.

Kata-kata, mampu menjadi obat mujarab,
Melepaskan beban, meredakan amarah.
Meminta maaf, membuka pintu maafkan,
Menjalin kembali kasih yang terputus.

Seperti mentari yang selalu memaafkan,
Kegelapan malam, yang selalu ditinggalkan.
Kita pun mampu, saling memaafkan,
Luka batin, pun perlahan terobati.

Memaafkan, bukan berarti melupakan,
Tapi menerima kenyataan, dan melangkahkan kaki.
Luka batin, tak perlu dibalas dendam,
Tapi disembuhkan dengan cinta dan kasih sayang.

Marilah kita saling memaafkan,
Agar luka batin, segera terobati.
Dan cinta kasih, kembali bersinar,
Menyinari jiwa, yang penuh luka.

Luka yang diam, seribu bahasa tersembunyi,
Merintih dalam keheningan, tanpa suara yang terucap.
Namun dalam diamnya, terdapat kekuatan yang besar,
Menyembuhkan luka batin, tanpa membalasnya.

Dengan kata-kata yang lembut, kita mampu menyembuhkan,
Mengubur duka yang terpendam, menjadikan hati lega.
Bukan untuk membalas, tapi untuk menyembuhkan diri sendiri,
Dan menyentuh hati yang terluka dengan penuh kasih.

Luka yang diam, bukanlah kutukan,
Tetapi panggilan untuk bertindak dengan bijaksana.
Dengan setiap kata yang terucap, kita bisa menyembuhkan,
Mengubah duka menjadi kekuatan, dan menghidupkan kembali harapan.

Jadi biarkanlah kata-kata menjadi obat,
Untuk luka yang diam dan tersembunyi.
Dengan cinta dan pengertian, kita bisa menyembuhkan,
Dan menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk dihuni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun