Di heningnya pagi yang tergenggam,
Sunyi merayap dalam setiap senja,
Bayangan kisah terukir di cakrawala,
Sebuah elegi untuk esok yang terbentang.
Embun menari di ujung daun,
Sinar mentari memeluk dunia,
Namun, di lubuk hati yang tersembunyi,
Ada luka yang merintih dalam sepi.
Puisi esok pagi terlukis jelas,
Seperti langit biru yang tak bertepi,
Namun, di dalamnya terdapat ragu,
Tentang masa depan yang belum pasti.
Kicau burung melodi pelipur lara,
Menyapa angin yang lembut bertiup,
Namun, di balik keindahan alam yang damai,
Ada desiran rasa yang tengah terjatuh.
Elegi esok pagi mengalun lembut,
Seperti senandung hati yang terpendam,
Di setiap kata, ada harapan dan cinta,
Mengiringi langkah esok yang terpampang.
Meski gelap malam telah berlalu,
Pagi esok tetap menjadi misteri,
Sepotong puisi, sehelai elegi,
Menyambut esok dengan langkah baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H