Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkan Kutancapkan Panah Ini di Belahan Jiwamu

3 Februari 2024   23:47 Diperbarui: 3 Februari 2024   23:49 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarkan kutancapkan panah di belahan jiwamu,
Sebagai simbol cinta yang tak tertahankan.
Dalam puisi ini, panah merentangkan makna,
Menancapkan kehadiran cinta dalam kesunyian hatimu.

Panah yang terbang, membawa pesan rindu,
Menyusup dalam relung hati yang tersembunyi.
Biarkan kutancapkan panah, sebagai ikatan tak terpisahkan,
Puisi ini adalah pengakuan dari hati yang jatuh cinta.

Rintihan panah, menyuarakan ketakutan dan keberanian,
Mengukir puisi tentang perjuangan cinta yang abadi.
Dalam setiap mata panah yang menusuk,
Terbentuklah jejak cinta yang tak terlupakan.

Biarkan kisah ini tertulis di relung hatimu,
Sebagai tanda bahwa cinta telah menjelajahi ruang jiwa.
Dalam puisi ini, panah menciptakan melodi,
Menancapkan dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan darimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun