Di dalam detik-detik kehidupan yang hening,
Seorang pengais butiran nasi menelusuri hidupnya.
Kejujuran hati menjadi pemandu langkah,
Mengurai benang-benang waktu di antara nasi yang terhampar.
Dengan penuh ketulusan, ia merenung dalam detik,
Menyisir kehidupan seiring langkah-langkah kecil.
Butiran nasi yang mungil mengajarkan arti:
Kejujuran hati, tiada terkira.
Sejatinya, dalam kesederhanaan butiran nasi,
Tersemat makna besar tentang hidup yang sejati.
Pengais dengan hati yang tulus menggali,
Menyingkap kebenaran dalam setiap lapisan nasi.
Kejujuran hati bagai cahaya di kegelapan,
Menerangi langkah-langkah pengais butiran nasi.
Di tiap detik, kebenaran bersinar terang,
Membelah kehidupan dalam kejujuran yang abadi.
Pengais butiran nasi, meski sederhana perbuatannya,
Namun hatinya jujur, tulus mengarungi waktu.
Dalam setiap kejujuran yang dijalin dengan rapi,
Terukir cerita hidup yang tak pernah terkikis.
Maka, biarlah hati menjadi pengais butiran nasi,
Berjalan dengan kejujuran sebagai penunjuk jalan.
Dalam kesederhanaan hidup yang kita jalani,
Kejujuran hati akan menyinari setiap langkah yang diambil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H