Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Mandi Hujan dan Keringat, Asinnya Dunia Menjadi Sajak

31 Januari 2024   04:55 Diperbarui: 31 Januari 2024   05:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi "Mandi Hujan dan Keringat, Asinnya Dunia Menjadi Sajak"

Di bawah langit terbuka, mandi hujan menyapa,
Titik-titik embun, merayakan tarian di kulit.
Keringat menari di balik sinar mentari bersinar,
Dua realitas, bertemu dalam puisi dunia yang asin.

Hujan mengalir, membasahi setiap jiwa yang haus,
Seperti air mata yang mencuci kepenatan batin.
Keringat meresap, mengalir dalam derasnya waktu,
Dalam puisi hidup, asinnya dunia menjadi sajak.

Mandi hujan dan keringat, dua kehidupan yang bersatu,
Sejatinya, takdir diukir di antara keduanya.
Asinnya dunia, tertuang dalam larutan yang tulus,
Puisi ini adalah rangkuman dari dua keberanian.

Dalam rintik hujan dan tetesan keringat,
Terbentuklah puisi tentang perjuangan dan keberanian.
Asinnya dunia, terukir dalam bait-bait yang bersinar,
Menjadi sajak hidup yang penuh makna dan kebijaksanaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun