Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kapan Kau Reda

31 Januari 2024   03:54 Diperbarui: 31 Januari 2024   03:56 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kapan kau reda, senja yang meredup,
Seiring perlahan mentari bersembunyi.
Dalam pelukan malam yang datang pelan,
Puisi reda, menari dalam senyap yang damai.

Aku menggigil, tak mungkin mentari merekah

Hanya semburat senja nan muram.. 

Tertutup selimut mendung tebal

Yang terus memeras butiran air dan badai yang bertubi tubi.. 

Hanya pada asa ku tancap kan tenang

Redalah, senja, dalam warna yang pudar,
Seperti hati yang menyembunyikan duka.
Menghanyutkan kelelahan, memeluk ketenangan,
Puisi di reda senja, dalam sepi yang tenang.

Kapan kau reda, senja yang melambai,
Membawa pesan damai di ujung hari.
Dalam hening, tercipta rasa lega,
Puisi reda senja, dalam keheningan yang membisik.

Senja adalah waktu yang memahami,
Reda bukanlah menyerah, melainkan pelukan cinta.
Puisi di reda senja, mengajar tentang kesabaran,
Dalam meredanya, kita menemukan ketentraman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun