Pasrah, seperti reruntuhan dihempas badai,
Namun, di sana, tenang terselip di sudut hati.
Tak melawan, melainkan merangkul keadaan,
Puisi pasrah, dalam kekuatan yang terpendam.
Tenang, bagai lautan dalam peluk senja,
Tidak tergoyahkan oleh riak-riak keruh.
Bukan kekalahan, melainkan penerimaan,
Puisi tenang, dalam ketenangan yang mengalun.
Pasrah memahami, ada yang tak terkendali,
Namun, tenang menjelma di antara riak cobaan.
Puisi dua sisi, dalam kehadiran dan ketenangan,
Pasrah dan tenang, seperti dua mata yang melihat.
Bagaikan embun yang pasrah di pagi,
Namun, sinar mentari melukis ketenangan.
Puisi hidup, antara pasrah dan tenang,
Dua dimensi yang melingkupi keindahan setiap langkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H