Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pasrah vs Tenang

30 Januari 2024   15:18 Diperbarui: 30 Januari 2024   15:21 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pasrah, seperti reruntuhan dihempas badai,
Namun, di sana, tenang terselip di sudut hati.
Tak melawan, melainkan merangkul keadaan,
Puisi pasrah, dalam kekuatan yang terpendam.

Tenang, bagai lautan dalam peluk senja,
Tidak tergoyahkan oleh riak-riak keruh.
Bukan kekalahan, melainkan penerimaan,
Puisi tenang, dalam ketenangan yang mengalun.

Pasrah memahami, ada yang tak terkendali,
Namun, tenang menjelma di antara riak cobaan.
Puisi dua sisi, dalam kehadiran dan ketenangan,
Pasrah dan tenang, seperti dua mata yang melihat.

Bagaikan embun yang pasrah di pagi,
Namun, sinar mentari melukis ketenangan.
Puisi hidup, antara pasrah dan tenang,
Dua dimensi yang melingkupi keindahan setiap langkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun