Puisi
"Dalam Tubuhku yang Terhalang, Angin Berbisik Tak Terucap"
Dalam tubuhku yang terhalang, angin bisikkan rindu,
Melintas seakan mencari pelukan langit yang biru.
Kaku, tubuhku terperangkap dalam beban berat,
Angin, simpanlah pesan cinta yang tak terucap.
Mengapa kau tak keluar, o angin yang pelan?
Menyelinap di rongga-rongga, mencari kebebasan.
Kata-kata terjebak di dinding-dinding dada,
Seperti angin yang terkurung dalam ruang sempit.
Bisikkanlah cerita pada daun-daun yang gugur,
Bawa pesan di tiap hembusan, jernihkan hatiku yang buru-buru.
Dalam tubuhku yang rapuh, terhimpit kebisuan,
Angin, kau adalah penyair yang menyimpan keluh.
Keluarlah, o angin, dari penjara dada ini,
Bawa cerita pada bintang-bintang yang terpencar.
Dalam tubuh yang terhalang, kuimpikan kebebasan,
Angin, hembuskan pesan cinta yang tak terucap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H