Di lorong hati yang tak terkendali,
Aku merangkai puisi ketidakwarasan.
Dalam sunyi, aku terombang-ambing,
Antara mimpi dan kenyataan yang tak pasti.
Purnama menyaksikan getaran jiwa,
Dalam keraguan yang melingkupi diriku.
Ketidakwarasan membentang seperti lautan,
Aku, perahu yang tak tahu arah tujuan.
Hati ini terjerat dalam labirin,
Antara cinta dan kekosongan yang menghampiri.
Puisi ini hanya bisikan tak terucap,
Dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh hatiku yang kelam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H