Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rayuan Perempuan Gila

25 Januari 2024   19:35 Diperbarui: 25 Januari 2024   19:37 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukanlah mawar yang kupersembah,
Tapi helaian rambut kusut tak tersisir.
Bukanlah mantra yang kuberbisik,
Tapi gemuruh rindu yang menggeletar.

Akulah perempuan gila cinta,
Yang dunia terpaku pada bayangmu.
Mataku liar mencari wajahmu,
Nafasku sesak haus belaianmu.

Biarkan mereka bilang aku tak waras,
Cinta ini menari di atas birahi.
Jiwaku terbakar bara asmara,
Mencari pelukan sunyi yang kau janji.

Jangan hiraukan bisik cemooh,
Di mataku kaulah rembulan paling terang.
Lupakan logika dan norma kaku,
Biarkan kita tenggelam dalam kegilaan yang sama.

Aku tak butuh istana megah,
Cukup pelukanmu di gubuk cinta.
Tak perlu harta bergelimang,
Senyummulah kekayaanku yang abadi.

Jadilah pangeran kegelapan,
Yang mendekapku dalam malam tanpa purnama.
Jadilah raja di altar kegilaan ini,
Akulah permaisuri, cintaku persembahan terindah.

Jangan takut, kekasih gelapku,
Dalam dekapanmu, kegilaanku berpadu.
Kita akan menari di atas reruntuhan cinta,
Menyanyikan bait rindu dalam badai nestapa.

Ambillah aku seutuhnya, jiwa dan raga,
Gilailah bersamaku, biar dunia terbakar cemburu.
Karena cinta ini takkan teredam logika,
Ia api liar yang hanya padam di pelukanmu.

Jadilah pelabuhan kegilaanku,
Tempat badai rinduku berlabuh.
Akulah perempuan gila cinta,
Menunggumu di persimpangan gairah dan nestapa.
Di bawah rembulan, perempuan gila tersenyum,
Mata cemerlang, seperti bintang yang berkumpul.
Langkahnya ringan, mengikuti irama malam,
Rayuannya seperti lagu, menggoda hati yang damai.

Dia berbicara dalam kata-kata aneh,
Menciptakan dunia di dalam pikiran yang jauh.
Rayuannya bukan logika, tapi magi yang bermain,
Menarikmu ke dalam dunianya yang tak terduga.

Rambutnya liar, menari dengan angin malam,
Seperti seruling sihir, memikat langit dan bumi.
Tertawa dalam kegelapan, melodi kegilaan,
Rayuannya tak terlupakan, memikat jiwa yang resah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun