Memutus Lingkaran Dosa
Puisi tentang memutus takdir buruk
Dalam pusaran kelam, terbelit erat,
Dosa leluhur membayang, bisik kutukan tak bersitat.
Beban masa lalu, rantai tak ter lihat,
Mencengkeram jiwa, noda hitam di kening tak terhapuskan.
Ku putus lingkaran dosa ini,
Tak sampai ke keturunanku,
Harapku terbang seperti burung bebas,
Bebas dari belenggu kesalahan.
Hentikan laju dosa yang merayap,
Gelap yang mengintai di malam hati,
Aku berdiri teguh, tangan terangkat,
Menyucikan diri, membawa harapan.
Ketika kabut kelam menyelimuti,
Langit harap di langkahku,
Ku putus rantai dosa yang merangkak,
Untuk kebaikan masa depan yang bersih.
Hentikan arus gelap di riak waktu,
Tak lagi menyusuri benak batin,
Aku menulis cerita yang baru,
Kisah keturunan penuh cahaya suci.
Generasiku akan menyaksikan,
Bebas dari dosa yang terusik,
Bagaikan matahari terbit di ufuk,
Menerangi langit dalam suci kemenangan.
Aku putuskan, kuakhiri sejarah kelam,
Mengukir takdir baru, tinta kesucian,
Lingkaran dosa putus di tanganku,
Hanya cinta dan kebenaran yang abadi.
Tapi, bisik hati berontak melawan,
Tak ingin terpenjara, tak ingin terjerembab ke jurang.
Tekad membara, nyala api harapan,
Menembus kabut kelabu, membebaskan diri dari kungkungan.
Satu langkah teguh, memutus benang takdir,
Menulis ulang kisah, bukan lagi pewaris duka.
Dengan tangan bersih, hati teguh bersabar,
Menabur benih cinta, menuai asa yang subur.
Meski rintangan menghadang, godaan bertubi-tubi,
Tetaplah teguh, langkah takkan mundur lagi.
Dengan doa di bibir, dan tawakal di hati,
Lampu petunjuk Ilahi, menerangi jalan nan terjal.
Kasih pada diri, jadi bekal terkuat,
Menghapus jejak noda, diganti cahaya bersinar.
Maafkan leluhur, lepaskan dendam yang erat,
Tetaplah melangkah, masa depan cerah menanti.
Generasi baru, tak terikat kutukan masa lalu,
Bebas mengepak sayap, terbang tinggi menggapai mimpi.
Lingkaran dosa terputus, tak lagi ada bayang-bayang kelabu,
Hanya cinta dan cahaya, warisan yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H