Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melukis Senja

16 Januari 2024   12:39 Diperbarui: 16 Januari 2024   13:41 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja yang indah
Membuatku termenung
Seolah lukisan alam
Yang tercipta begitu sempurna

Warna jingga dan merah
Mendominasi langit
Membuatku teringat
Kenangan masa lalu

Kenangan bersama orang terkasih
Yang kini telah tiada
Tetapi tetap hidup
Dalam ingatanku

Senja juga mengingatkanku
Tentang masa depan yang lebih baik
Dimana aku akan bersama orang yang kucintai
Menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan
Senja adalah keindahan
Yang harus kita syukuri
Sebagai anugerah Tuhan
Untuk kita semua
Di kanvas kenangan, aku melukis senja,
Warna-warna pelangi menyatu dalam cerita.
Masa lalu terhampar, seperti lukisan indah,
Jejak langkah kita, goresan cinta yang tiada tara.

Senja itu memancar, seperti pelukan hangat,
Menggambarkan saat-saat yang takkan terlupakan.
Kisah kita tertoreh di setiap warna,
Mengalir dalam goresan, sebuah kisah abadi.

Namun, bukanlah akhir, melainkan permulaan baru,
Di horison masa depan, kita berdua bersatu.
Aku melukis harapan, diwarnai oleh mimpi,
Masa depan yang lebih baik, bersama kita terjalin erat.

Pelukis senja menciptakan lukisan penuh keyakinan,
Langit biru membawa harapan yang menggema.
Setiap goresan mengungkapkan kisah kebersamaan,
Masa depan kita bersama, dalam cinta yang abadi.

Biarlah senja itu menjadi saksi bisu,
Pada masa lalu yang indah dan masa depan yang terbuka.
Kita bersama-sama melangkah, di atas kanvas waktu,
Melukis cerita cinta, dalam senja yang tak berkesudahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun