Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buku, Pembangkit Jiwa

14 Januari 2024   20:33 Diperbarui: 14 Januari 2024   20:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buku, Pembangkit Jiwa

Dalam kesepian dan kegelapan,
Ketika jiwaku putus asa,
Kau datang membawa cahaya,
Menyinari jalanku yang hampa.

Kau bercerita tentang kisah-kisah inspiratif,
Tentang orang-orang yang telah melewati rintangan,
Dan berhasil meraih kesuksesan.

Kau memberi tahuku bahwa aku tidak sendiri,
Ada banyak orang yang pernah merasakan hal yang sama,
Tetapi mereka tidak menyerah,
Dan akhirnya berhasil meraih impiannya.

Kau membangkitkan semangatku,
Kau memberiku harapan,
Kau menunjukkan padaku bahwa aku bisa melewati ini,
Dan meraih kesuksesan yang aku impikan.

Terima kasih, buku,
Engkau telah menjadi teman sejatiku,
Yang selalu ada untukku,
Di saat-saat aku membutuhkanmu.
Dalam halaman yang kelam,
Buku membuka pintu hati yang terluka.
Pembangkit jiwa di saat putus asa,
Lembutkan luka, ringankan beban yang berat.

Kata-kata yang seperti pelangi,
Menyemai harapan di setiap baris.
Dalam huruf-huruf yang berdenting,
Buku menawarkan pelukan bagi yang putus asa.

Dalam cerita kesulitan dan kegelapan,
Buku mengajak untuk berlayar mencari cahaya.
Pembangkit jiwa, meski di dalam kehampaan,
Menyirami hati yang kering dengan pelukan kata-kata.

Buku, seperti teman setia di malam kelam,
Menyampaikan pesan: "Hidup tak selalu gelap."
Halaman-halaman seperti tembok penopang,
Membantu bangkit dari keputusasaan yang melanda.

Puisi yang berbicara tentang kegagalan,
Menjadi teman bagi yang merasa sendiri.
Buku, pembangkit jiwa yang tak kenal lelah,
Menyuarakan kekuatan di dalam kelemahan.

Jika putus asa menjadi badai,
Buku adalah pelabuhan yang menunggu.
Pembangkit jiwa dalam huruf-huruf,
Menjadikan kita lebih kuat di tengah badai hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun