Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menerobos Hujaman Hujan Kata-Kata

8 Januari 2024   21:55 Diperbarui: 8 Januari 2024   22:05 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menerobos Hujaman Hujan

Di hujan yang memporak-porandakan langit,
Aku mencoba menerobos, menembus rintik yang berdentang,
Kata-kata menjadi perahu, mengapung di lautan lebat,
Memperkuat tali kekang, pengendalian di dalam diri.

Biar petir menggelegar, dan angin berbisik liar,
Tetap teguh kaki di bumi, hati tak goyah terhempas,
Sebatang lilin dalam gelap, penerangan bagi jiwa yang terpesona,
Keteguhan menjadi tameng, membela diri dari badai.
Dalam setiap tetes hujan, ada kekuatan yang meresapi,
Melatih kesabaran, membangun keuletan,
Menerjang hujan bukanlah penyerahan,
Tapi langkah tegas, menari di antara titik-titik pelangi.

Hujan tak ubahnya pelajaran, sungai pengalaman yang mengalir,
Menerobos, bukan melarikan diri,
Dalam setiap hujan, ada peluang meraih kebijaksanaan,
Dan di sana, tali kekang kembali diperkuat, diri pun lebih terkendali.
Hujan deras mengguyur bumi
Airnya turun tanpa henti
Angin bertiup kencang
Membuat suasana semakin dingin

Aku berjalan menyusuri jalan
Menerobos hujanan hujan
Kata-kata memperkuat tali kekang
Pengendalian diriku

Aku tidak boleh terpancing
Oleh emosi yang meluap-luap
Aku harus tetap tenang
Walaupun hujan deras mengguyur

Aku harus tetap fokus
Pada tujuanku
Aku tidak boleh menyerah
Pada perjuanganku

Hujan akan berhenti
Akan tiba saatnya matahari bersinar
Aku akan tetap kuat
Sampai aku mencapai tujuanku
Pesan puisi ini:
Puisi ini menggambarkan seseorang yang sedang berjuang untuk mengendalikan diri. Hujanan hujan yang deras melambangkan emosi yang meluap-luap. Kata-kata yang memperkuat tali kekang pengendalian diri melambangkan upaya untuk mengendalikan emosi tersebut.
Pada bait pertama, hujan deras mengguyur bumi dan angin bertiup kencang. Suasana menjadi dingin dan tidak nyaman. Hal ini menggambarkan emosi yang sedang meluap-luap dan sulit untuk dikendalikan.
Pada bait kedua, orang tersebut berjalan menyusuri jalan menerobos hujanan hujan. Kata-kata memperkuat tali kekang pengendalian diri digambarkan sebagai sesuatu yang membuat orang tersebut tetap tenang dan fokus pada tujuannya.
Pada bait ketiga, orang tersebut tidak boleh terpancing oleh emosi yang meluap-luap. Ia harus tetap tenang dan fokus pada tujuannya.
Pada bait keempat, orang tersebut harus tetap fokus pada tujuannya. Ia tidak boleh menyerah pada perjuangannya.
Pada bait kelima, hujan akan berhenti dan matahari akan bersinar. Hal ini menggambarkan bahwa orang tersebut akan berhasil mengendalikan emosinya dan mencapai tujuannya.
Puisi ini dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk mengendalikan emosi kita. Ketika emosi kita sedang meluap-luap, kita harus berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada tujuan kita. Kita tidak boleh terpancing oleh emosi tersebut dan membuat keputusan yang salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun