Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kupu-Kupu di Langit

8 Januari 2024   13:19 Diperbarui: 8 Januari 2024   13:22 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupu-Kupu di Langit

Kupu-kupu terbang di langit
Warnanya indah bagai pelangi
Menyusuri awan yang putih
Mencari bunga yang wangi

Kupu-kupu itu adalah doa
Dari para siswamu
Yang terkirimkan kepadamu
Semoga kau tenang di sana

Kau adalah kepala sekolah kami
Yang selalu membimbing kami
Dengan penuh kasih sayang
Kau adalah panutan kami

Kami akan selalu mengingatmu
Dalam setiap doa kami
Semoga kau selalu tersenyum
Di surga yang indah

Kupu-Kupu Doa untuk Kepala Sekolah Terkasih
Di lambung doa, kupu-kupu merayap,
Kau, kepala sekolahku, berpulang pergi,
Menuai kenangan di hati terpatri,
Berkilau seribu warna, kasih dan bakti.

Oh, pelita ilmu di hening senja,
Kau pelopor mimpi, bijak arahnya,
Kini kupu-kupu lembut mengelilingi,
Dalam doa, cinta abadi terucap.

Engkau pembimbing, mengajar angan,
Sebuah taman di hati, pesona pendidikan,
Simpul-simpul tanganmu, mekar harapan,
Merajut kecerdasan, bijaksana tugasnya.

Pulang, oh pulang, ke alam yang sunyi,
Namun, di pelangi kenangan kau tetap hadir,
Bertabur bintang, kau menari indah,
Kepala sekolahku, doa abadi untukmu.

Bagaikan kupu-kupu, lepas di angkasa,
Kesejukan belaianmu, kehangatan bimbingan,
Dalam dirimu, teladan terpahat abadi,
Bagai kupu-kupu, doa untukmu, selamanya.

Menghijaukan jalan, membimbing hati,
Kupu-kupu doa melambung tinggi,
Kau, kepala sekolahku, abadi dalam senyap,
Beristirahatlah dalam damai, dalam cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun