Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Adu Rayu

4 Januari 2024   12:40 Diperbarui: 4 Januari 2024   12:52 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam senja yang merona, cinta berdansa,
Adu rayu terjadi, asmara pun terkuak.
Sinar matahari memeluk kerinduan,
Bisikan angin membawa pesona.

Dia dan aku, dua hati yang terpesona,
Pandangan bertemu, dunia pun tak berarti.
Adu rayu terjadi di antara senyum,
Bunga-bunga merah jambu tumbuh di mata.

Rona wajah yang memerah seperti matahari terbenam,
Adu rayu berbicara, tak ada kata-kata.
Sentuhan lembut, getaran dalam jantung,
Cinta tumbuh, merayu di bawah langit yang biru.

Lirik cinta tersusun dalam detak jantung,
Adu rayu di antara pelukan yang hangat.
Kata-kata manis seperti siraman embun pagi,
Membuat hati terbang, terbang setinggi awan.

Melodi asmara memainkan lagu rindu,
Adu rayu, tarian dua jiwa yang seiring.
Bermain dalam seruling angin malam,
Menciptakan sinfoni cinta yang abadi.

Dalam keheningan, rahasia terucap,
Adu rayu menjadi serangkaian bait indah.
Cinta yang merayu, seperti bunga yang mekar,
Menyemarakkan hidup, dalam pelukan yang erat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun