Berlutut Dalam PalunganMu
Di palungan kayu sederhana,
Beralaskan jerami yang hangat,
Di sanalah Raja mulia terbaring,
Bayi mungil, damai, tentram.
Aku berlutut dalam palunganMu,
Hatiku penuh syukur dan haru,
Telah lahir Juruselamat yang dinantikan,
Pembawa kedamaian dan cinta.
Aku menyembahMu, Tuhanku,
Yang rela merendahkan diri,
Menjadi manusia seperti kita,
Untuk menebus dosa kita.
Aku bersyukur kepada-Mu,
Yang telah mengasihi kita,
Dan memberikan Putra-Mu yang tunggal,
Untuk keselamatan kita.
Kupersembahkan hidupku kepada-Mu,
Sebagai tanda cinta dan kesetiaanku,
Aku ingin selalu mengikut Engkau,
Dan melayani-Mu sepanjang hidupku.
Dalam palunganMu,
Aku menemukan kedamaian dan sukacita,
Aku menyadari betapa besar kasih-Mu,
Dan betapa berharganya aku di mata-Mu.
Terima kasih, Tuhanku,
Atas kasih-Mu yang tak terhingga,
Aku akan selalu memuji dan memuliakan nama-Mu,
Seumur hidupku.
Di hadapan palunganMu, kami berlutut,
Tempat yang suci, penuh dengan keajaiban-Mu.
Kayu yang sederhana, namun penuh makna,
Kami merendahkan diri, merasakan kasih yang tulus.
Dalam malam yang tenang, bintang bersinar,
Memberikan jalan bagi kami yang mencari-Mu.
Kami berlutut, merayakan kelahiranMu,
Di palunganMu, cintaMu mengalir begitu dalam.
Langit menyaksikan, malaikat bersorak gembira,
Ketika Raja damai lahir dalam kerendahan.
Kami berlutut, menghormati kehadiranMu,
Di palungan yang sederhana, terang-Mu bersinar.
Cahaya suci memancar dari palungan kayu,
Kami berlutut, mengakui kebesaran-Mu.
Di dalam doa dan pujian, kami tunduk,
Bersyukur atas anugerah kelahiran-Mu.
Dalam palunganMu, kisah kasih dimulai,
Kami berlutut, mengikuti jejak langkah-Mu.
Bukan di istana megah, namun di sederhana,
Kami menemukan arti sejati dalam kerendahan-Mu.