Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berlutut dalam Palungan-Mu

25 Desember 2023   09:41 Diperbarui: 25 Desember 2023   09:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berlutut Dalam PalunganMu

Di palungan kayu sederhana,
Beralaskan jerami yang hangat,
Di sanalah Raja mulia terbaring,
Bayi mungil, damai, tentram.
Aku berlutut dalam palunganMu,
Hatiku penuh syukur dan haru,
Telah lahir Juruselamat yang dinantikan,
Pembawa kedamaian dan cinta.

Aku menyembahMu, Tuhanku,
Yang rela merendahkan diri,
Menjadi manusia seperti kita,
Untuk menebus dosa kita.

Aku bersyukur kepada-Mu,
Yang telah mengasihi kita,
Dan memberikan Putra-Mu yang tunggal,
Untuk keselamatan kita.

Kupersembahkan hidupku kepada-Mu,
Sebagai tanda cinta dan kesetiaanku,
Aku ingin selalu mengikut Engkau,
Dan melayani-Mu sepanjang hidupku.

Dalam palunganMu,
Aku menemukan kedamaian dan sukacita,
Aku menyadari betapa besar kasih-Mu,
Dan betapa berharganya aku di mata-Mu.

Terima kasih, Tuhanku,
Atas kasih-Mu yang tak terhingga,
Aku akan selalu memuji dan memuliakan nama-Mu,
Seumur hidupku.
Di hadapan palunganMu, kami berlutut,
Tempat yang suci, penuh dengan keajaiban-Mu.
Kayu yang sederhana, namun penuh makna,
Kami merendahkan diri, merasakan kasih yang tulus.

Dalam malam yang tenang, bintang bersinar,
Memberikan jalan bagi kami yang mencari-Mu.
Kami berlutut, merayakan kelahiranMu,
Di palunganMu, cintaMu mengalir begitu dalam.

Langit menyaksikan, malaikat bersorak gembira,
Ketika Raja damai lahir dalam kerendahan.
Kami berlutut, menghormati kehadiranMu,
Di palungan yang sederhana, terang-Mu bersinar.

Cahaya suci memancar dari palungan kayu,
Kami berlutut, mengakui kebesaran-Mu.
Di dalam doa dan pujian, kami tunduk,
Bersyukur atas anugerah kelahiran-Mu.

Dalam palunganMu, kisah kasih dimulai,
Kami berlutut, mengikuti jejak langkah-Mu.
Bukan di istana megah, namun di sederhana,
Kami menemukan arti sejati dalam kerendahan-Mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun