Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih Ibu dalam Setiap Suapan

22 Desember 2023   23:09 Diperbarui: 22 Desember 2023   23:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kasih Ibu dalam Setiap Suapan

Hari itu senja menyapa kota kecil tempatku tinggal. Aku duduk di kursi santai di teras rumah, menatap senja yang merayap pelan di langit. Tapi pikiranku tidak sepenuhnya melayang ke indahnya senja itu; ia tertahan di kenangan yang tak terlupakan.

Rumah itu, rumah di mana setiap langkah kaki keluar selalu membuatku rindu ingin kembali. Sebuah rumah yang tak hanya berdiri dari bata dan semen, melainkan dari kasih sayang, doa, dan kehangatan seorang ibu. Ibu, sosok yang tak bisa kugantikan dengan apapun di dunia ini.

Kenangan tentang ibu selalu mengalir begitu manis di hatiku. Pada momen Hari Ibu, seperti hari ini, aku teringat sebuah cerita kecil yang terpahat indah dalam ingatanku.
________________________________________
Suatu pagi, ketika cahaya matahari masih malu-malu menyapa dunia, ibu sudah sibuk di dapur. Aromanya yang khas, campuran antara rempah-rempah dan kehangatan kasih sayang, menyapa seluruh rumah. Aku duduk di meja makan, menunggu dengan sabar.

"Ibu, kenapa selalu bikin sarapan yang enak-enak, kok?" tanyaku dengan polos.

Ibu tersenyum lembut, matanya penuh kehangatan. "Karena cinta terbaik ibu untukmu ada di sini, di setiap suapan makanan yang ibu buat."Hari itu senja menyapa kota kecil tempatku tinggal. Aku duduk di kursi santai di teras rumah, menatap senja yang merayap pelan di langit. Tapi pikiranku tidak sepenuhnya melayang ke indahnya senja itu; ia tertahan di kenangan yang tak terlupakan.

Rumah itu, rumah di mana setiap langkah kaki keluar selalu membuatku rindu ingin kembali. Sebuah rumah yang tak hanya berdiri dari bata dan semen, melainkan dari kasih sayang, doa, dan kehangatan seorang ibu. Ibu, sosok yang tak bisa kugantikan dengan apapun di dunia ini.

Kenangan tentang ibu selalu mengalir begitu manis di hatiku. Pada momen Hari Ibu, seperti hari ini, aku teringat sebuah cerita kecil yang terpahat indah dalam ingatanku.

Suatu pagi, ketika cahaya matahari masih malu-malu menyapa dunia, ibu sudah sibuk di dapur. Aromanya yang khas, campuran antara rempah-rempah dan kehangatan kasih sayang, menyapa seluruh rumah. Aku duduk di meja makan, menunggu dengan sabar.

"Ibu, kenapa selalu bikin sarapan yang enak-enak, kok?" tanyaku dengan polos.

Ibu tersenyum lembut, matanya penuh kehangatan. "Karena cinta terbaik ibu untukmu ada di sini, di setiap suapan makanan yang ibu buat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun