Kasih Ibu dalam Setiap Suapan
Hari itu senja menyapa kota kecil tempatku tinggal. Aku duduk di kursi santai di teras rumah, menatap senja yang merayap pelan di langit. Tapi pikiranku tidak sepenuhnya melayang ke indahnya senja itu; ia tertahan di kenangan yang tak terlupakan.
Rumah itu, rumah di mana setiap langkah kaki keluar selalu membuatku rindu ingin kembali. Sebuah rumah yang tak hanya berdiri dari bata dan semen, melainkan dari kasih sayang, doa, dan kehangatan seorang ibu. Ibu, sosok yang tak bisa kugantikan dengan apapun di dunia ini.
Kenangan tentang ibu selalu mengalir begitu manis di hatiku. Pada momen Hari Ibu, seperti hari ini, aku teringat sebuah cerita kecil yang terpahat indah dalam ingatanku.
________________________________________
Suatu pagi, ketika cahaya matahari masih malu-malu menyapa dunia, ibu sudah sibuk di dapur. Aromanya yang khas, campuran antara rempah-rempah dan kehangatan kasih sayang, menyapa seluruh rumah. Aku duduk di meja makan, menunggu dengan sabar.
"Ibu, kenapa selalu bikin sarapan yang enak-enak, kok?" tanyaku dengan polos.
Ibu tersenyum lembut, matanya penuh kehangatan. "Karena cinta terbaik ibu untukmu ada di sini, di setiap suapan makanan yang ibu buat."Hari itu senja menyapa kota kecil tempatku tinggal. Aku duduk di kursi santai di teras rumah, menatap senja yang merayap pelan di langit. Tapi pikiranku tidak sepenuhnya melayang ke indahnya senja itu; ia tertahan di kenangan yang tak terlupakan.
Rumah itu, rumah di mana setiap langkah kaki keluar selalu membuatku rindu ingin kembali. Sebuah rumah yang tak hanya berdiri dari bata dan semen, melainkan dari kasih sayang, doa, dan kehangatan seorang ibu. Ibu, sosok yang tak bisa kugantikan dengan apapun di dunia ini.
Kenangan tentang ibu selalu mengalir begitu manis di hatiku. Pada momen Hari Ibu, seperti hari ini, aku teringat sebuah cerita kecil yang terpahat indah dalam ingatanku.
Suatu pagi, ketika cahaya matahari masih malu-malu menyapa dunia, ibu sudah sibuk di dapur. Aromanya yang khas, campuran antara rempah-rempah dan kehangatan kasih sayang, menyapa seluruh rumah. Aku duduk di meja makan, menunggu dengan sabar.
"Ibu, kenapa selalu bikin sarapan yang enak-enak, kok?" tanyaku dengan polos.
Ibu tersenyum lembut, matanya penuh kehangatan. "Karena cinta terbaik ibu untukmu ada di sini, di setiap suapan makanan yang ibu buat."