Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Seorang Guru: Tantangan dan Tindak Lanjut Merokok pada Peserta Didik SMA

19 Desember 2023   15:40 Diperbarui: 19 Desember 2023   16:39 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Refleksi Seorang Guru: Tantangan dan Tindaklanjut Merokok pada Peserta Didik SMA

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi tantangan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020, terdapat sekitar 67,2 juta perokok di Indonesia. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Merokok tidak hanya berdampak negatif bagi kesehatan perokok, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar perokok. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, dan stroke. 

Selain itu, merokok juga dapat mengganggu kesehatan lingkungan. Salah satu kelompok yang rentan merokok adalah peserta didik SMA. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengaruh teman sebaya, tekanan dari lingkungan, dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok. Sebagai seorang guru di tingkat SMA, saya sering dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah masalah merokok di kalangan peserta didik. Fenomena merokok tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan akademis dan perilaku siswa. Dalam refleksi ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pemikiran saya tentang tantangan ini serta tindaklanjut yang dapat diambil.

Pertama-tama, perlu disadari bahwa merokok bukan hanya masalah kesehatan fisik, tetapi juga masalah kesehatan mental dan sosial. Peserta didik yang terlibat dalam perilaku merokok sering kali menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya atau masalah pribadi. Sebagai guru, saya merasa tanggung jawab untuk tidak hanya memberikan pengetahuan tentang bahaya merokok tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional siswa.

Tantangan

Tantangan pertama adalah kesadaran siswa tentang bahaya merokok. Beberapa siswa mungkin kurang memahami dampak negatif merokok terhadap kesehatan mereka di masa depan. Oleh karena itu, sebagai guru, saya berusaha menyajikan informasi yang jelas dan terbaru tentang risiko merokok, termasuk dampaknya terhadap fungsi otak, kesehatan paru-paru, dan risiko penyakit kronis.

Selanjutnya, saya menyadari bahwa pendekatan preventif harus melibatkan kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat. Komunikasi terbuka dengan orang tua sangat penting, sehingga mereka dapat mendukung upaya pencegahan di rumah. Membangun kemitraan dengan pihak yang terlibat, seperti konselor sekolah dan tenaga kesehatan, juga dapat memperkuat respons terhadap masalah ini

Dalam menghadapi tantangan merokok di kalangan peserta didik SMA, refleksi ini mengajarkan saya bahwa pendekatan holistik dan berkelanjutan diperlukan. Saling kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan siswa di masa depan.

Merokok pada peserta didik SMA merupakan tantangan bagi guru. Guru perlu memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengatasi merokok pada peserta didik SMA antara lain:

  • Sulitnya mendeteksi siswa yang merokok. Siswa yang merokok biasanya akan menyembunyikan kebiasaannya dari guru dan orang tua. Hal ini membuat guru sulit untuk mendeteksi siswa yang merokok.
  • Siswa yang merokok biasanya memiliki motivasi yang kuat untuk merokok. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengaruh teman sebaya, tekanan dari lingkungan, dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.
  • Kurangnya dukungan dari orang tua. Orang tua terkadang tidak menyadari bahwa anaknya merokok. Hal ini membuat guru sulit untuk mengatasi masalah merokok pada peserta didik SMA.

Tindaklanjut

Tindaklanjut yang efektif melibatkan pengembangan program pendidikan yang komprehensif tentang bahaya merokok, penguatan keterampilan hidup sehat, dan dukungan sosial bagi siswa. Saya berusaha menciptakan program ekstrakurikuler atau kegiatan kelas yang dapat memberikan alternatif positif bagi siswa, sehingga mereka dapat menyalurkan energi mereka ke arah yang lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun