Di ujung langit,
Senja menyapa cintaku,
Dengan rona jingga yang hangat,
Seolah memeluknya dengan lembut.
Cintaku memeluk senja,
Dan senja memeluk cintaku,
Saling menghangatkan,
Saling menguatkan.
Cintaku tersenyum,
Senja pun tersenyum,
Satu hati yang bersatu,
Dalam keindahan senja.
Di ufuk barat, senja memeluk langit,
Warna jingga membara, merayu hati yang resah.
Dalam gemulai senandung angin,
Kusaksikan awan menari-nari, merangkai kisah asmara.
Sapalah cintaku, di malam yang tenang,
Seperti embun yang merayu pada ujung daun,
Engkau hadir dalam bayangan senja,
Meretas gelap, membawa sinar cinta yang abadi.
Di antara riak-riak ombak senja,
Terukir senyummu yang lembut,
Seakan matahari enggan pergi,
Membiarkan pelukmu hangat, tak lekang oleh waktu.
Bisikan angin mengusap rambutmu,
Seolah pesan cinta terpendam dalam tiap hembusan,
Sapalah cintaku, dalam senyummu yang redup,
Seperti bintang yang malu-malu muncul di langit.
Puisi senja membawa seribu makna,
Dalam setiap bayang yang merayap di kegelapan,
Cintaku bagai lukisan indah di atas kanvas langit,
Terukir abadi, tak terpadam oleh senja yang meredup.
Sapalah cintaku, dalam pelukan senja,
Di antara remang-remang yang peluk erat,
Kita adalah kisah yang terjalin indah,
Dalam senja yang terus berbisik, tentang cinta yang abadi.
Pesan dari puisi ini:
Puisi ini menggambarkan momen indah saat senja menyapa cinta. Senja dengan rona jingganya yang hangat seolah memeluk cinta dengan lembut. Cinta pun membalas pelukan senja dengan hangat. Keduanya saling menghangatkan dan menguatkan.
Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Namun, maknanya cukup mendalam. Puisi ini menggambarkan tentang keindahan cinta dan kekuatannya. Cinta bisa menghangatkan dan menguatkan hati yang sedang sedih atau rapuh. Cinta bisa membuat kita merasa bahagia dan damai.