Mengupas lelah
Di tepi senja yang meredup,
Langkahku terhenti, lelah merayap.
Sepiring matahari perlahan tenggelam,
Dan di hatiku, kisah lelah terbuka.
Tak terlihat di wajah yang tegar,
Namun merajut benang di balik senyum.
Lelah yang tak tampak oleh mata,
Tapi dirasakan dalam setiap hela nafas.
Seperti kulit yang mulai terkelupas,
Lelah membuka lapisan dalam diri.
Sebuah proses mengupas lelah yang terpendam,
Seolah mengupas lembaran waktu yang terpahat.
Di malam yang sunyi, lelah bersua,
Dalam pelukan gelap, cerita lelah tertutup.
Namun, dalam keheningan itu, ada kekuatan,
Mengupas lelah, menggali kekuatan tersembunyi.
Setiap langkah yang membawa kelelahan,
Seakan mengupas lapisan kehidupan.
Namun, di balik lelah, ada kekuatan baru,
Seperti bunga yang tumbuh di antara reruntuhan.
Jadi, biarkan lelah mengupas diri,
Sebagai proses menuju kekuatan sejati.
Dalam setiap serpihan kelelahan yang jatuh,
Tersimpan kisah penuh ketabahan yang abadi.
Kupas Lelah
Tangan masih menggenggam bara,
Namun lelah mulai merambat,
Peluh mulai membasahi dahi,
Dan mata mulai sayu.
Image of Tangan menggenggam baraTerbuka di jendela baru
www.dakwatuna.com
Tangan menggenggam bara
Ingin rasanya melepas lelah,
Namun masih ada yang harus diselesaikan,
Ingin rasanya menghapus peluh,
Namun masih ada yang harus diperjuangkan.
Lelah ini adalah tanda perjuangan,
Peluh ini adalah tanda pengorbanan,
Lelah dan peluh ini adalah bukti,
Bahwa kita masih hidup dan berkarya.