Sepagi ini kau kau telah berkelut dengan waktu
Bergulat dengan segala rumitnya kesibukanmu
Bersama gugurnya daun-daun usia di pohon tubuhmu..
Yang tak kau hitung dengan bara didadamu..
Kau kais secerca asa tuk hari esok lagi di pagi hari ini..
Demi sesuap nasi pagi..
Sepeser uang pagi..
Tuk menantang teriknya pagi..
Berlomba dengan bisa kota yang sejenak singgah di jantung kota ini yang ramah..
Kau kejar pelangganmu..
Dan biarkan daun usiamu berguguran
Sambil kau terengah-engah ditelan waktu..
Saat keluhmu tak terbayar oleh seorang penumpang pun..
Kau hela dengan tabah..
Sabar menanti mentari berikutnya..
Pagi ini yang meredup sejenak seolah peduli padamu..
Pengayuh becak pagi... Pengais pagi yang tambah menanti berkah pagi.. Dan sebungkus nasi pagi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H