Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bunuh Diri Menghacurkan Diri di Masa Pandemi Ini

20 Maret 2021   20:05 Diperbarui: 20 Maret 2021   20:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hampir setiap minggu kenapa masih ada kasus bunuh diri?sebenarnya kenapa kita harus mengakhiri hidup ini dengan bunuh diri?entah itu karena kecerobohan diri atau gagal untuk mendewasakan diri sendiri?memang dimasa pandemi ini, menyebabkan kecenderungan bunuh diri meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan di kalangan remaja dan dewasa muda. Biasanya Frustrasi dan depresi yang menumbuhkan, mendorong banyak orang untuk bunuh diri.  Dari keprihatinan ini ternyata pendewasan fisik , mental, spiritual sangatlah diperlukan untuk mengikis angka kematian yang disebabkan bunuh diri ini. Artikel ini ditulis untuk membantu peserta didik kelas 11 agar tidak melakukan bunuh diri dalam bentuk apapun, dengan memperkuatkan akal budi dan hati nurani sendiri serta menghargai diri sendiri dengan baik.

Tapi sebenarnya arti " bunuh diri " di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Bunuh Diri: 1.Menutup riwayat, Kesimpulan:Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti bunuh diri adalah menutup riwayat Bunuh diri memilik. 2 .arti.:Bunuh diri memilik 2 arti. Arti-arti bunuh diri berasal dari kata ataupun istilah yang memiliki makna yang sama dengan bunuh diri. Arti dari bunuh diri merupakan:Tindakan tidak menghormati hidup walaupun mungkin dikehendaki oleh orangnya sendiri. Bunuh diri juga suatu tindakan membuang nyawa sendiri dengan tujuan membuang nyawa (yang adalah anugerah Allah sendiri) dengan dorongan/motivasi dari diri sendiri. Dan bunuh diri dalam arti itu selalu suatu tindakan berdosa.

Bunuh diri mungkin tidak selalunya dilakukan dengan kesadaran yang penuh -- dan oleh itu tidak seratus peratus dianggap salah dari segi moral: "Gangguan psikologi yang teruk, sesakan jiwa, atau ketakutan terhadap kesusahan, penderitaan, atau penyeksaan, boleh mengurangkan kebertanggungjawapan seseorang yang membunuh diri."

Konteks yang penting tentang pengutukan bunuh diri Gereja Katolik ialah desakan mutlak Gereja terhadap kesucian hidup. Adalah dari segi ini, dan memandangkan bahawa perbuatan itu dilakukan oleh seseorang yang berfikir selepas pertimbangan jelas bahawa Gereja menganggap bunuh diri sebagai salah satu daripada dosa yang paling besar dan dengan itu mengakibatkan risiko penglaknatan abadi.

Apakah pemicunya Frustrasi dan depresi yang tumbuh, untuk mendorong banyak orang untuk bunuh diri? Di sini hanya akan disebut dua alasan besar, yaitu:

a.Orang mengalami depresi, tekanan batin Perasaan tertekan, frustrasi, dan bingung dapat disebabkan oleh: putus cinta, pasangan menyeleweng, kurang diperhatikan dan dihargai dalam keluarga, dan sebagainya. beban ekonomi yang tidak tertanggungkan, kehilangan pekerjaan, dililit utang  dan sebagainya; dan merasa hidup tak lagi bermakna, dan sebagainya.

b.Orang mau mengungkapkan protes. Mungkin saja terjadi kasus-kasus ketidakadilan, kemudian untuk memprotesnya orang melakukan aksi mogok makan sampai tewas, membakar diri, menembak diri, dan sebagainya.

Pandangan gereja tentang bunuh diri:

o   Kitab Suci Yaitu bahwa nyawa manusia tidak boleh diremehkan karena kehidupan manusia mempunyai nilai yang teristimewa yang bersifat pribadi sehingga manusia tidak boleh menghilangkan nyawanya sendiri, sebab hanya Tuhan yang boleh mengambil kembali nyawa manusia.

o   Katekismus Gerja Katolik: Bunuh diri bertentangan cinta kepada Allah yang hidup dan juga melanggar hukum cinta kepada diri sendiri dan sesama.

Seriusnya pendirian Gereja terdiri daripada dua alasan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun