Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengikis Penyesalan

10 Maret 2021   06:35 Diperbarui: 10 Maret 2021   06:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat fajar kala menyapa
Mentari mengintip di balik awan kelabu
Teringat akan duka nestapa di balik awan kelabu berharap tak meredup
Teriring rasa Menyesal akan adanya sang esok, berharap mentari kembali membawa perubahan baru
Yang hanya membuat derita kian terseok-seok, berharap mentari harapan segera terbit membangkitkan semangatku kembali

Jika memang ada sang harapan
Perlukah juga sang keputusasaan
Untuk apa kebahagiaan
Bila hanya ada untuk dihancurkan..
Masih ada secerca harapan pagi yang harus ku perjuangkan hingga akhir..

Untuk apa mempermainkan takdir manusia
Yang berjuang hanya untuk sia dia
Jika hidup adalah mempertaruhkan impian
Tak seharusnya ku meringkuk dalam kegelapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun