Merpati putih di alun alun malang
Ingin tuk titipkan rinduku padamu
Seakan ku kumpulkan kembali genangan-genangan rinduku di sana selepas hujan semalam..
Ingin ku kirimkan sepucuk surat kecil
Yang ku tinggalkan di alun-alun ini
Meski kau yang kau cari tak mau keluar dari sarangmu di atas sana
Saat ku lihat diantara paguponmu..
Saat ku berolahraga setiap hari sambil kukirimkan fotoku padamu..
Ada rinduku di dalam genangan genangan rindu yang tersisa
Sebelum meresap ketanah
 menguap di telan sinar mentari pagi..
Yang hanya sebentar ku nantikan sinarnya..
Sebelum tertutup mendung lagi..
Ingin pastikan kau datang atau tidak..
Dalam sebuah status WhatApps ku..
Sambil ku beli sejenak sekantong jagung..
Dari pedagang tua yang gigih
Melawan pagi dan menebas embun yang turun bersatu dengan genangan rinduku...
Dan ku tebarkan segenggam jagung
Segenggam harapan pada merpati putih..
Dan sepucuk surat kecil..
Pada genangan rindu yang kupendam
Saat ku ingin bertemu denganmu..
Merpati dimana kau pergi
Kenapa kau pun belum turun...
Ada yang akan ku sampaikan padamu
Lewat surat ini untuknya..
Untuk dia yang tak pernah ku jumpai..
Dalam dunia nyata..
Datanglah merpati putihku..
Ingin ku sampaikan rinduku padamu..
Ingin ku tinggalkan genangan rindu ini
Dalam sepucuk surat ini dan ku selipkan di kakimu.. Merpati putihku..
Saat kau turun menemuiku..
Memakannya sejenak jagung yang ku tebarkan untukmu dan kawan-kawanmu
Sebelum ku pergi dan kau kembali ke kandangmu..
Moga kita bisa bertemu.. Saat yang kurindukan harus kutemui..
Mungkinkan kau jodohku atau bukan..
Mungkinkan kau mau turun kutitipkan sepucuk rindu dari genangan ini
Yang ingin kuluapkan lewat sepucuk surat ini..
Datanglah merpati putihku..
Sumber kesetiaanku tuk menghadapi segala tantangan hidup..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H