Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemulung Pagi

16 Februari 2021   06:42 Diperbarui: 16 Februari 2021   15:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gundukan sampah di becakmu...
Tak malu apa kata ora..
Tak buta rohani akan silaunya dunia ini..
Meski mendung kelabu selalu menutup pagi
Yang tak tertembus oleh mentari...
Kau lebih mulia..
Tanpamu sampah kota ini..
Menggunung membawa bencana..
Dan baunya menyengat
Tapi kau tak peduli...
Dari tabungan sampah yang menggunung
Kau pilahpilih mana yang menjadi harga jual tinggi..
Malah selalu turun tiap kilo nya..
Tapi kau tetap setia berpasrah padaNya
Tuk sesuap nasi pagi anak istrimu..
Keluhan dan peluh tak lagi air...
Doa selalu terpanjat..
Saat kau tak menghindari sampah medis..
Tuk sesuap nasi..
Pagi ini..
Saat waktu terus mengejarmu.. Dengan cepatnya seolah tak mau berhenti hanya kau yang harus menghela. .
Sebelum ku pergi meninggalkanmu di barat perempatan Kartonyono.. Ini...
Terimakasih pak pemulung yang ramah
Di kota yang ramah..
Negeri nya...
Dan kerasnya hidup ini...
Yang selalu tergilas aturan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun