Di penghujung tahun ini, aku berdiri,
Menatap catatan diri yang penuh cerita,
Ada kelam yang menggulung hati,
Dan timbul yang perlahan membisikkan asa.
Lingkaran rutinitas menjeratku erat,
Monoton seperti bayang yang tak pernah lelah,
Zona nyaman, nyaman hanya di nama,
Namun sesungguhnya, jeruji yang tak terlihat mata.
Aku tahu, di balik segala takut,
Ada plester yang harus dilepas perlahan,
Plester ketakutan untuk berbicara,
Tentang pekerjaan, tentang mimpi yang tertunda.
Doa terus ku panjatkan, malam demi malam,
Mengurai harap di antara sela waktu,
Mentari baru menanti di cakrawala,
Memberi isyarat, tak ada yang sia-sia.
Bangkit, seruku pada diri,
Untuk melangkah, meski tertatih,
Meninggalkan kemiskinan yang membayangi,
Menggapai finansial yang lebih berseri.
Tahun ini, bukan sekadar penutup,
Tapi awal dari cerita yang baru,
Aku tahu, di sana ada cahaya,
Secerca harap yang tak pernah pudar.
Jadilah tahun ini saksi,
Bahwa aku berani menantang gelap,
Meniti jalur yang belum kutapaki,
Menuju hari di mana mimpi menjadi nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H