Dalam Keheningan Humus
Di balik gemuruh dunia yang tak henti berderap,
ada keheningan yang lembut memeluk waktu.
Di sana, humus kerendahan hati mengalir perlahan,
membawa jiwa kembali pada asal yang sederhana.
Tak perlu kata besar,
hanya bisikan doa di sudut sepi,
tempat hati melepaskan beban,
dan menerima kasih yang tiada bertepi.
Kerendahan hati adalah tanah yang subur,
tempat benih cinta tumbuh tanpa pamrih.
Ia tak meminta dilihat,
hanya memberi, diam-diam, tak terusik.
Dalam keheningan, sinar-Nya terpancar,
melewati akar-akar harapan yang menunduk.
Tak ada yang lebih indah dari jiwa
yang rela menjadi humus bagi hidup sesama.
Maka di sana, dalam keheningan itu,
kita temukan Allah yang hadir dalam diri.
Bukan lewat gemerlap dunia,
tapi lewat kerendahan hati yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H