Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

dalam keheningan humus kerendahan hati

26 Desember 2024   23:35 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:35 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam Keheningan Humus

Di balik gemuruh dunia yang tak henti berderap,
ada keheningan yang lembut memeluk waktu.
Di sana, humus kerendahan hati mengalir perlahan,
membawa jiwa kembali pada asal yang sederhana.

Tak perlu kata besar,
hanya bisikan doa di sudut sepi,
tempat hati melepaskan beban,
dan menerima kasih yang tiada bertepi.

Kerendahan hati adalah tanah yang subur,
tempat benih cinta tumbuh tanpa pamrih.
Ia tak meminta dilihat,
hanya memberi, diam-diam, tak terusik.

Dalam keheningan, sinar-Nya terpancar,
melewati akar-akar harapan yang menunduk.
Tak ada yang lebih indah dari jiwa
yang rela menjadi humus bagi hidup sesama.

Maka di sana, dalam keheningan itu,
kita temukan Allah yang hadir dalam diri.
Bukan lewat gemerlap dunia,
tapi lewat kerendahan hati yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun