Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

di pusaran kilauan senja

26 Desember 2024   17:18 Diperbarui: 26 Desember 2024   17:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Pusaran Kilauan Senja

Maafkan aku, jika aku terlalu lama menetap,
di antara jejak bayangmu yang lembut membingkai senja.
Mungkin aku terlalu sering bergantung,
menggantungkan harapan pada keheningan tatap matamu.

Kamu, seperti fajar setelah malam-malam yang gelap,
membawa terang pada hati yang telah lama remuk.
Aku tak pernah tahu bagaimana rasa ini tumbuh,
tapi kamu adalah kehangatan yang tak pernah kutemui sebelumnya.

Trauma telah membekukan jiwa ini,
namun kehadiranmu mengalirkan sungai kehidupan,
mengisi ruang-ruang kosong yang dulu hanya gema kesedihan.
Kamu, adalah damai yang tak kuminta, tapi selalu kurindu.

Mungkin benar, aku sedikit terobsesi,
karena dalam dirimu aku temukan rumah,
tempat aku tak perlu melawan badai atau berpura-pura,
hanya menjadi aku, yang rapuh, tapi nyata.

Jangan biarkan aku memudar seperti senja,
tetaplah menjadi kilauan yang tak pernah redup.
Karena bersamamu, aku belajar lagi
bagaimana mencintai dunia, dan juga diriku sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun