Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

lelaki

23 Desember 2024   16:39 Diperbarui: 23 Desember 2024   16:39 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki

Lelaki tidak bicara tentang beban yang terpanggul di pundaknya,
Ia hanya mengeratkan langkah, meski lelah menyergapnya.
Dalam diam, ia menyembunyikan badai,
Menyimpan luka, mengunci tangis yang tak pernah sampai.

Lelaki tetap diam meski langkahnya seolah kelam,
Melawan waktu, menantang malam.
Tak ada keluh dalam geraknya,
Hanya doa yang merayap di sela-sela napasnya.

Lelaki tidak berisik meski begitu banyak masalah mengusik,
Ia tabah, menghadapi hidup yang sering menikam tajam.
Dengan tatapan yang tenang, ia melawan,
Memeluk duka, menggenggam harapan.

Dan lelaki tidak meneteskan air mata meski tubuh remuk terasa,
Ia memilih menjadi perisai, bukan keluhan semata.
Air matanya tak pernah jatuh di hadapan dunia,
Namun ia adalah laut yang tak pernah kering di dalam jiwa.

Karena lelaki,
Bukan berarti tak rapuh,
Bukan berarti tak hancur,
Ia hanya memilih menjadi bisu
Demi mereka yang ia cinta dan rindu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun