Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

paku paku dingin

14 Desember 2024   04:28 Diperbarui: 14 Desember 2024   04:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Paku-Paku Dingin

Paku-paku dingin,
menusuk tubuh yang letih,
mengkristal bersama udara pagi,
menghimpit kemalasan yang bersembunyi.

Pikiran berlari,
menciptakan bayang yang kelam,
menggulung diri dalam ketakutan semu,
ah, betapa sia-sia waktu berlalu.

Namun, ada cahaya,
di ujung lorong kekhawatiran,
bayangkan, jika semua lebih baik,
jauh dari skenario yang kita takutkan.

Pernahkah kau sadar,
bahwa ketakutan itu lelah,
ia menari di kepala,
hanya untuk menghabiskan tenaga.

Maka, bebaskan dirimu,
lepaskan rantai pikiran gelap itu,
buka pintu bagi kegembiraan,
sambut dunia dengan harapan.

Pagi ini,
paku-paku dingin menjadi bara,
menghangatkan hati yang berani bermimpi,
dan memulai lagi dengan cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun