Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

harapan di balik mendung

12 Desember 2024   07:15 Diperbarui: 12 Desember 2024   06:34 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan di Balik Mendung

Saat ku bangun jarum jam tak mampu ku kejar lagi

Detak jantungku tak menentu, rasanya zona nyaman ini semakin  erat membelenggu

 Mengeras bersama dingin pagi dan paku paku permanen kemalasan merenggut

Awaiting the Golden Light
Mendung tebal, kabut berselimut,
Sinar mentari, terhalang kabut.
Hatiku dingin, jiwa terpuruk,
Menanti cahaya, harapan yang cukup.
Ku cari sosok, penenang jiwa,
Pendengar setia, pemaham yang tulus.
Yang pedulikan hati, yang mengertiku,
Yang doakan baik, yang cintai tulus.
Dia yang mengangkat, saat hati terluka,
Yang dukung langkah, saat jiwa terpuruk.
Dia yang setia, dalam suka dan duka,
Yang harapkan sukses, yang selalu mendukung.
Ku nantikan cahaya, menembus kelam,
Kehangatan pagi, menghapus dingin malam.
Lubang jarum emas, harapan yang tegak,
Menyuluh hatiku, yang lelah dan letak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun