Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyap Malam dan Asa yang Terpendam

5 Desember 2024   22:10 Diperbarui: 5 Desember 2024   22:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senyap Malam dan Asa yang Terpendam

Udara malam dingin menusuk tulang,
Senyap menyelimuti, hati hampa.
Hanya suara katak, iringan pilu,
Di bawah guyuran hujan, yang tak pernah reda.

Kemalasan menjerat, bagai belenggu,
Membuatku terjebak, dalam kegelapan.
Rembulan pun seakan tak mau menyapa,
Meninggalkan hati, dalam kesepian.

Gelap malam menyelimuti jiwa,
Perasaan hampa, semakin mendalam.
Hujan terus turun, tak mau berhenti,
Membasahi pipi, yang penuh sesali.

Namun, di balik gelap, ada secercah cahaya,
Bintang-bintang berkelap-kelip, memanggilku.
Bangkitlah, kata hati, jangan menyerah,
Masih ada harapan, yang menantimu.

Jatuhnya bintang asa yang gantungkan di gelapnya jagat raya yang luas membentang tak tahu ujung dan pangkalnya

Hanya asa pada mentari yang sama ku tarik sinarnya ku buat panah pembakar rohNya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun