Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bilur Cahaya Pagi

28 November 2024   14:14 Diperbarui: 28 November 2024   14:18 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bilur Cahaya Pagi

Sejenak aku terdiam,
merenungkan kata-kata yang terlampiaskan secara sadar.
Semesta begitu berwarna,
memberiku pelajaran dalam setiap piasnya.

Pagi, dengan bilur-bilur cahayanya,
mengkristalkan semangat diri
untuk bangkit dari gelap yang pernah membelenggu,
menyulut nyala kecil
untuk meningkatkan kualitas hidup.

Siang, membakarku hingga merah,
memaksaku menghadapi panasnya perjuangan,
namun dari sana, aku belajar tegar,
seperti baja yang ditempa hingga kuat.

Senja, dengan jingga tua yang samar,
membawa luka lama ke permukaan,
mengajarkan bahwa setiap perih
adalah jejak perjalanan menuju kedewasaan.

Malam, dengan kelamnya yang dalam,
menggelapkan perih yang kupunya,
namun juga menjadi ruang
untuk merenung, melepaskan, dan mengampuni.

Dan mereka,
mereka yang memberiku warna hina di akhir kata,
tak lagi berarti,
sebab aku tahu,
bilur-bilur cahaya pagi
akan selalu ada untuk menyinari,
menghidupkan kembali mimpi-mimpi
yang sempat terkubur oleh gelapnya hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun