Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serpihan Belas Kasih

28 November 2024   12:12 Diperbarui: 28 November 2024   12:21 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Serpihan Belas Kasih

Aku mengumpulkan serpihan,
sepeser nilai belas kasihmu,
menyusunnya dalam hening
di atas peta hidup yang penuh ujian.

Seorang laki-laki,
dengan langkah yang dipaksa kuat,
membawa beban ekonomi
dan harapan keluarga di pundaknya.
Tekanan mental yang tak terlihat,
fisik yang terlihat tangguh,
namun percayalah, ia juga lelah.

Tak pernah ditanyakan apa yang dirasa,
tak ada ruang untuk mengeluh.
Hanya diam yang menjawab,
hanya kerja yang bicara.

Tapi hebatnya,
dalam gelap dan gemuruh badai,
ia tetap bangkit setiap pagi,
mengikat sepatu harapan,
dan pergi mencari nafkah,
seolah lelah itu tak pernah ada.

Serpihan-serpihan ini,
adalah doa yang terselip untuknya,
agar di tengah keheningan malam,
ada pelukan yang menghapus letih,
dan pengertian yang menjadi tempat ia pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun