Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ikhlas dalam Hujan

24 November 2024   18:18 Diperbarui: 24 November 2024   18:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ikhlas dalam Hujan

Ikhlas itu berat, kata mereka,
Sebaris luka, tersembunyi di senyum.
Darah mengering, tanpa bekas,
Sakit menusuk, tanpa suara.

Tegar di luar, rapuh di dalam,
Menangis sambil tersenyum, pilu sekali.
Payung senja, melindungi dari panas,
Hujan deras, membasahi jiwa.

Cinta ku lepaskan, bukan karena selesai,
Tapi agar hatiku lebih leluasa.
Aku pergi, di malam yang sunyi,
Meninggalkan kenangan yang takkan kembali.

Aku hilang, dalam panggilanmu,
Menyerah pada penantian yang sia-sia.
Berhenti mencintai, hati yang tak kau hargai.
Meresapi setiap tetes hujan, hingga pagi.

Dan aku sadar, melepaskan itu indah,
Seperti bunga yang mekar setelah hujan reda.
Bebas dari belenggu, hatiku lapang,
Menyambut hari baru, dengan semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun