Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hampa

17 November 2024   21:17 Diperbarui: 17 November 2024   21:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hampa

Dalam sunyi sepi, hatiku terbelah,
Kenangan memudar, bagai debu yang terhembus.
Segala yang ada, kini sirna tak berbekas,
Tinggallah aku, dalam kesendirian yang mendalam.

Bisu bibir ini, tak mampu berkata,
Hanya air mata, yang mengalir deras.
Ingin ku kembali, ke masa lalu yang indah,
Saat tawa dan canda, masih terasa.

Beban hidup, kian terasa berat,
Semakin ku berusaha, semakin ku terjatuh.
Namun, dalam kegelapan, kutemukan secercah sinar,
Bahwa ikhlas adalah kunci, untuk melepaskan.

Luka yang mendalam, menjadi pelajaran,
Mengajarkanku arti kehidupan.
Bahwa dalam setiap kehilangan, ada hikmah,
Yang akan menuntunku, menuju kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun