Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup dalam Secarik Sajak

13 November 2024   23:25 Diperbarui: 13 November 2024   23:35 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup dalam Secarik Sajak

Hidup ini, mungkin hanyalah secarik kertas,
tempat pena mengguratkan rasa yang terpendam,
setiap garis, setiap kata tak pernah sia-sia,
meski kadang buram, meski sering terhapus masa.

Di atas kertas sajak ini, kutulis tentang luka,
tentang tawa yang bergema, tentang air mata yang jatuh.
Seakan hidup adalah rangkaian bait tak selesai,
mengalir pelan, mencari makna di sela jeda.

Ada hari yang penuh cahaya, terang bak puisi cinta,
ada pula hari kelabu, sajak duka tanpa jeda.
Namun kertas ini tetap menampung segalanya,
tak pernah merintih, menerima apa adanya.

Hidup adalah sajak yang terus kita susun,
dalam kejujuran, dalam keberanian dan pengampunan.
Sebuah kisah yang tak selalu sempurna,
tapi penuh makna, di tiap huruf, di tiap nada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun