Hidup ini, mungkin hanyalah secarik kertas,
tempat pena mengguratkan rasa yang terpendam,
setiap garis, setiap kata tak pernah sia-sia,
meski kadang buram, meski sering terhapus masa.
Di atas kertas sajak ini, kutulis tentang luka,
tentang tawa yang bergema, tentang air mata yang jatuh.
Seakan hidup adalah rangkaian bait tak selesai,
mengalir pelan, mencari makna di sela jeda.
Ada hari yang penuh cahaya, terang bak puisi cinta,
ada pula hari kelabu, sajak duka tanpa jeda.
Namun kertas ini tetap menampung segalanya,
tak pernah merintih, menerima apa adanya.
Hidup adalah sajak yang terus kita susun,
dalam kejujuran, dalam keberanian dan pengampunan.
Sebuah kisah yang tak selalu sempurna,
tapi penuh makna, di tiap huruf, di tiap nada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H