Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

menunggu bunga matahari pagi

9 November 2024   05:17 Diperbarui: 9 November 2024   08:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menunggu Bunga Matahari Pagi

Di batas fajar yang memudar lembut,
kutunggu bunga matahari merekah,
membelah cakrawala yang masih bisu,
seperti impian yang lama kutunda, tersimpan rapi dalam hati.

Namun, menunggu saat sempurna hanya menggurat asa,
membiarkan peluang pergi tanpa sapa.
Kadang, tak perlu menunggu pagi sempurna tiba,
karena kemekaran sejati muncul di sela ketidaksempurnaan.

Maka, biarlah aku mulai dari sini, dari segala kekurangan,
merangkai langkah yang sederhana namun nyata.
Bukan kesempurnaan yang menjadi tujuan,
melainkan kemajuan yang perlahan mengarah pada cahaya.

Bunga matahari pagi akan merekah,
meski tak sempurna, tetap indah dengan caranya.
Seperti kita yang melangkah di bawah langit yang sama,
berkembang dalam setiap celah waktu yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun