Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

jembatan nafas

8 November 2024   05:40 Diperbarui: 8 November 2024   07:42 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jembatan Nafas

Di antara nyata dan abstrak, seutas benang halus,
Nafas, jembatan kehidupan, menyambungkan dua halus.
Hati dan pikiran, berpadu dalam satu ritme,
Mengayun perlahan, dalam irama yang setime.

Dengan nafas, kita kendalikan diri,
Menjaga hati, agar tak terjerat iri.
Kemarahan, dendam, sirna ditelan waktu,
Digantikan kasih, dan rasa syukur yang dituju.

Kelimpahan hidup, bukanlah tujuan akhir,
Namun anugerah, yang harus disyukuri.
Dengan nafas yang tenang, kita hadapi dunia,
Menebar kebaikan, untuk sesama.

Setiap hembusan, adalah doa yang terucap,
Membawa kita lebih dekat, pada Sang Pencipta.
Dalam kedamaian jiwa, kita temukan arti hidup,
Sebuah perjalanan, yang penuh makna dan kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun